MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Sugali"

"Sugali"



Sua sua sua suara berita
Tertulis dalam koran
Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui
Jadi buronan polisi

Dar der dor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Semakin lupa daratan

Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik lembur sampai pagi
Usai garong hambur uang peduli setan

Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du

Ramai gunjing tentang dirimu
Yang tak juga hinggap rasa jemu
Suram hari depanmu

Rasa was was mata beringas
Menunggu datang peluru yang panas
Di waktu hari naas

Oh bisik jangkrik ditengah malam
Tenggelam dalam suara letusan
Kata berita di mana mana
Tentang Sugali tak tenang lagi dan lari sembunyi

Tar ter tor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Sugali makin keranjingan

Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik joget sampai lecet
Genit gelitik cewek binal paling busyet

Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Suhu"

"Suhu"



Kekerasan ada batasnya
Keluwesan tak ada batasnya
Tak ada kuda-kuda yang tak bisa dijatuhkan
Karena itu geseran lebih utama

Keunggulan geseran terletak pada keseimbangan
Rahasia keseimbangan adalah kewajaran
Wajar itu kosong

Membentur dapat diukur
Menempel sukar dikira
Mundur satu langkah maju ke delapan penjuru
Kosong dan isi bergantian
Menuruti keadaan
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Sumbang"

"Sumbang"



Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menghujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari
Walau akhirnya pasti mati

Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah didepan mata kita

Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan
Menyerang dalam gelap

Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Setan setan politik
Kan datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik

Apakah selamanya politik itu kejam?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya

Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing

Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam

Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Ya ha ha
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Sumbang"

"Sumbang"



Sumbang senandung mesin mesin di setiap jalanan
Peduli mobil angkutan
Peduli mobil pejabat
Peduli mobil pribadi
Peduli mobil instansi

Sumbang asap dari cerobong pabrik
Peduli swasta punya
Peduli milik negara
Peduli izin tak punya
Peduli milik rakyat jelata

Akibatkan polusi kembangkan sayapnya
Akibatkan polusi semakin merajalela
Jangan biarkan saudara

Bertambah brutal polusi mengancam kita
Bertambah giat polusi tak pilih mangsa
Jangan biarkan saudara
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Sunatan Masal"

"Sunatan Masal"



Bukan lantaran kerjaan brutal
Ujungnya daging harus dipenggal
Di bumi insan makin berjejal
Hingga terjadi sunatan massal

Tersenyum ramah si bapak mantri
Kerja borongan dapat rejeki
Berbondong bondong bocah sekompi
Mesti dipotong ya disunatin

Si bapak mantri bukannya bengis
Meskipun tampak sedikit sadis
Kerinyut hidung bocah meringis
Sedikit tangis anunya diiris

Buyung menginjak masa remaja
Seiring doa ayah dan bunda
Sebagai bekal masa depannya
Agar menjadi anak yang berguna

Hei sunatan massal
Aha aha
Sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal

Hei hari bahagia
Aha aha
Bersuka ria
Aha aha
Ada yang berjoget tari India
Stambul cha-cha dan tari rabana

Hei sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang
Sunatan massal berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Surat Buat Wakil Rakyat"

"Surat Buat Wakil Rakyat"



Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR

Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili

Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Dikantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke

Saudara dipilih bukan di lotere
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he eh juara hahaha

Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR

Dihati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Surat Paman Di Desa"

"Surat Paman Di Desa"



Kubaca surat dari paman di desa
Berdebar hati
Sepetak tanah paman di desa di gusur
Sakit hatinya tak berdaya

Hanya ada Menangis
Si buyung kecil meronta
Seakan ingin berontak

Tanah warisan yang hanya sepetak itu
Mengapa pula harus di gusur
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Tak Biru Lagi Lautku"

"Tak Biru Lagi Lautku"



Hamparan pasir
Tampak putih berbuih
Kala sisa ombak merayap

Hamparan pasir
Terasa panas menyengat
Di telapak kaki yang berkeringat

Camar camar hitam
Terbang rendah melayang
Di sekitar perahu nelayan

Daun kelapa
Elok saat melambai
Mengikuti arah angin

Tampak ombak
Kejar mengejar menuju karang
Menampar tubuh pencari ikan

Semilir angin berhembus
Bawa dendang unggas laut
Seperti restui jala nelayan

Gurau mereka
Oh memang akrab dengan alam
Kudengar dari kejauhan

Dan batu batu karang
Tertawa ramah bersahabat
Memaksa aku tuk bernyanyi

Tampak ombak
Kejar mengejar menuju karang
Menampar tubuh pencari ikan

Semilir angin berhembus
Bawa dendang unggas laut
Seperti restui jala nelayan

Itu dahulu
Berapa tahun yang lalu
Cerita orang tuaku

Sangat berbeda
Dengan apa yang ada

Tak biru lagi lautku
Tak riuh lagi camarku
Tak rapat lagi jalamu
Tak kokoh lagi karangku
Tak buas lagi ombakmu
Tak elok lagi daun kelapaku
Tak senyum lagi nelayanku
Tak senyum lagi nelayanku
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Tak Kenal Maka Tak Sayang"

"Tak Kenal Maka Tak Sayang"



Sudah seharusnya kita harus menghargai
Makanan yang sering disia-siakan
Bahan pangan kita cukup banyak dan enak untuk disajikan
Bisa diolah macam-macam
Walau nyatanya masih banyak yang belum terolah

Tidak perlu khawatir dengan makanan asing
Yang masuk ke negeri ini
Hanya memang perlu kita waspadai dan terima perbedaan

dengan tenang

Seperti pepatah kuno yang sering kita dengar
Tak kenal maka tak sayang

Banggalah dengan yang kita punya
Berkreasilah dengan bahan pangan yang ada
Karena itu adalah karunia
Yang diberikan untuk bangsa ini

Lihatlah daratan yang begitu luas
Lautan terbentang termangu
Mengundang kita tak jemu
Siapkah untuk bercumbu

Berterimakasihlah pada yang maha kuasa
Akan semua pemberiannya yang melimpah ruah ini
Lalu selaraskanlah dengan perilaku kita

Memberi makan Indonesia
Memberi makan dunia
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Tak Pernah Terbayangkan"

"Tak Pernah Terbayangkan"



Tak pernah terbayangkan
Bila harus berjalan tanpa dirimu
Tak pernah terpikirkan
Bila aku bernafas tanpa nafasmu
Nafasmu

Takdir sudah pertemukan kita
Tuk berdua dan saling menjaga
Dan tak mau aku melewati
Semua ini tanpamu

Kau hangatkan genggaman tanganku
Dan berkata akulah milikmu
Dan tak mau aku menjalani
Dunia ini tanpamu

Takdir sudah pertemukan kita
 
Natrag
Top