MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Timur Tengah II"

"Timur Tengah II"



Tuhan tolong dengarkan
Nyanyian pinggir jalan
Malam dibawah bulan
Dalam waktu yang rawan

Marah dibawah tanah
Dilangit ada merah
Menuju satu arah
Bakar bakar

Disana ada bohong
Disana ada mayat
Disana ada suara
Bom bom

Raut muka resah
Orang orang susah
Ada banyak mata
Buta

Resah luka kaki
Semakin menjadi
Ada banyak kuping (telinga)
Tuli

Malam hampir pagi
Debu jalan datang lagi
Malam hampir pagi
Bising mesin bunyi lagi

Malam hampir pagi
Kelicikan mulai lagi
Malam hampir pagi
Teriakku hilang lagi
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Tince Sukarti Binti Machmud"

"Tince Sukarti Binti Machmud"



Tince Sukarti binti Mahmud
Kembang desa yang berwajah lembut
Kuning langsat warna kulitnya
Maklum ayah Arab ibunda Cina

Tince Sukarti binti Mahmud
Ikal mayang engkau punya rambut
Para jejaka tak akan lupa
Kerling nakal Karti memang menggoda

Jangankan lelaki muda terpesona
Yang tua jompo pun gila
Sejuta cinta antri di meja beranda
Sukarti hanya tertawa

Bibirmu hidungmu
Indah menyatu
Tawamu suaramu
Terdengar merdu

Tince Sukarti hobi memang dia bernyanyi
Kasidah, rock and roll, dangdut, keroncong ia kuasai
Tince Sukarti ingin jadi seorang penyanyi
Primadona beken neng Karti selalu bermimpi

Ibu bapaknya enggan memberi restu
Walau sang anak merayu
Tince Sukarti dasar kepala batu
Kemas barang dan berlalu

Tince Sukarti berlari mengejar mimpi
Janji makelar penyanyi orbitkan Sukarti
Janji Sukarti di hati persetan harga diri

Kembang desa layu
Tak lagi wangi seperti dulu
Kembang desa layu
Tak lagi wangi seperti dulu

Tince Sukarti berlari mengejar mimpi
Tince Sukarti berlari dikejar mimpi
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Tolong Dengar Tuhan"

"Tolong Dengar Tuhan"



Oh Tuhan
Apakah kau dengar?
Jerit umatmu
Diselah tebalnya debu

Oh Tuhan
Adakah kau murung?
Melihat beribu wajah berkabung
Disisa gelegar Galunggung

Oh Tuhan
Tamatkan saja
Cerita pembantaian orang desa
Yang jelas hidup tak manja

Oh Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa

Berat beban kau datangkan
Pada mereka disana
Cela apa nista apa
Hingga engkau begitu murka
Sungguh ku tak mengerti

Hingar tangis karena adabmu
Setiap detik duka berpadu
Semakin keras jerit tak puas
Dari mereka yang resah bertanya
Adilkah keputusanmu?

Acap kali rintih memaki
Setiap duka tuding Ilahi
Jangan salahkan kecewa kami
Bosan dalam irama takdirmu
Walau ku tak terganggu

Bukankah kau maha tahu
Pengasih penyayang
Namun mengapa selalu saja
Itu hanya cerita

Oh Tuhan
Tolong hentikan
Oh Tuhan
Dengar rintihan

Amuk lahar yang datang hanguskan bumi
Tinggalkan arang penghuni desa pergi
Gemuruh batu hancurkan saudaraku
Ulurkan tangan bantulah sesamamu

Tuhan
Salah apakah mereka?
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Ujung Aspal Pondok Gede"

"Ujung Aspal Pondok Gede"



Di kamar ini aku dilahirkan
Di bale bambu buah tangan bapakku
Di rumah ini aku dibesarkan
Dibelai mesra lentik jari ibuku
Nama dusunku ujung aspal pondok gede
Rimbun dan anggun
Ramah senyum penghuni dusunku

Kambing sembilan motor tiga
Bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana
Dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid
Samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain
Mengisi cerahnya hari

Namun sebentar lagi
Angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi
Dan tak kan pernah kembali
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Untuk Bram"

"Untuk Bram"



Panji panji putih putih
Berkibar setengah tiang
Burung burung merpati
Menebarkan melati
Lampu suci dinyalakan
Dalang tua berdoa

Wayang kayon diletakkan
Lakon mulai dilakukan
Rahasia dibeberkan
Peristiwa dijelaskan
Bayangan dihidupi
Cermin hati dibagi

Alam semesta
Menerima perlakuan sia sia
Diracun jalan napasnya
Diperkosa kesuburannya

Rayat menilai
Menerima penderitaan curang
Digusur jalan hidupnya
Digoda kemakmurannya

Lakon selesai
Penonton pulang kerumahnya
Membawa hati yang bertanya tanya tanya
Siapa tadi yang menjadi korban
Dijawabnya tanya tanya

Pertanyaan abadi ditanyakan lagi
Tanyakan tanyakan tanyakan tanyakan

Pertanyaan abadi ditanyakan lagi
Ditanyakan ditanyakan ditanyakan
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Untuk Para Pengabdi"

"Untuk Para Pengabdi"



Kesetiaan masih ada
Setidaknya menjadi cita cita
Itu sebabnya aku disini
Menemanimu

Siang malam kuberjaga
Di relung hatimu di dalam benakmu
Di setiap langkahmu
Mudah mudahan begitu

Silahkan engkau tertawa
Sepuas hatimu
Ku takkan pernah berpaling
Karena hinaan itu

Bahagia rasanya
Lihat engkau bahagia
Berduka rasanya
Kalau engkau berduka

Untuk pengabdi lagu para pengabdi
Di puncak gunung di tengah tengah samudera
Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota

Untuk pengabdi lagu para pengabdi
Di puncak gunung di tengah tengah samudera
Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota

Kan ku temani kau
Kan ku temani kau
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Untuk Yani"

"Untuk Yani"



Rembulan tenang dan bisu
Anak bangsa berjalan
Berdesakan bagai tikus di jalan yang licin
Berdesakan bertanya pada masa silam
Apa nasib buni pertiwi?

Angin subuh memupuri
Tubuh tubuh hitam dengan kabut
Rembulan bisu napasnya mengalir tenang

Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?

Rembulan tenang dan bisu
Anak bangsa bergerak
Berdesakan didalam kereta malam
Berdesakan dari desa desa ke kota
Apa nasib bumi pertiwi?

Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?

Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?

Rembulan tenang dan bisu
Anak bangsa berbaris
Berharapan didepan gerbang pendidikan
Berharapan bermimpi tentang masa depan
Apa nasib bumi pertiwi?

Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?

Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Untukmu Negeri"

"Untukmu Negeri"



Perihnya masih terasa
Sakitnya tak terhingga
Nafsu ingin berkuasa
Sungguh mahal ongkosnya

Apapun yang kan terjadi
Aku tak akan lari
Apalagi bersembunyi
Tak kan pernah terjadi

Air mata darah telah tumpah
Demi ambisi membangun negeri
Kalaulah ini pengorbanan
Tentu bukan milik segelintir orang

Belum cukupkah semua ini
Apakah tidak berarti
Lihatlah wajah ibu pertiwi
Pucat letih dan sedihnya berkarat
Berdoa terus berdoa

Hingga mulutnya berbusa busa
Ludahnya muncrat saking kecewa
Ibu pertiwi hilang tawanya
Tak percaya masih ada cinta

Seluruh hidupku jadi siaga
Pagar berduri kutancapkan dihati

Untukmu negeri
Yang telah memberi arti
Untukmu negeri
Yang telah melukai ibu kami
Untukmu negeri
Yang telah merampas anak kami
Untukmu negeri
Yang telah memperkosa saudara kami
Untukmu negeri
Waspadalah
Untukmu negeri
Bangkitlah
Untukmu negeri
Bersatulah
Untukmu negeri
Sejahteralah kamu negeriku
Sejahteralah kamu

Perihnya masih terasa
Sakitnya tak terhingga
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Untukmu Terkasih"

"Untukmu Terkasih"



Kasih…
Ketika hati, rasa dan jiwa
Serta apa saja yang tersembunyi di dada ini
Mulai tergetar

Karena keindahan matamu
Karena kelembutan senyummu
Karena taburan kasihmu
Justru bayangmu semakin sulit kurengkuh

Sementara
Gelombang rindu
Gelombang kasih sayang terus mengalir
Bagai air dimusim penghujan

Bagai gelombang samudera
Yang mengguncang pantai kehidupan
Hmm…

Kasih ini nyanyian cinta untukmu
Yang entah ada dimana kini
Biar engkau mengerti apa yang terjadi
Dalam hidupku

Kabut sunyi mulai merayap dihati
Bayangmu semakin sulit kucari
Aku tak tahu harus berbuat apa
Angin dan burung-burung pun membisu
Ketika kutanya tentangmu, tentang getaran hatimu
Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu

Kabut sunyi mulai merayap dihati
Bayangmu semakin sulit kucari
Aku tak tahu harus berbuat apa
Angin dan burung-burung pun membisu
Ketika kutanya tentangmu, tentang getaran hatimu
Tentang apa saja yang bertalian dengan jiwamu
Oohhh…
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.266
"Wanita Tiruan"

"Wanita Tiruan"



Lihat teman dipinggir jalan
Dibawah sinar bulan
Semua berjajaran
Wanita tiruan
Oh... kasihan...

Mince, Sonya, Betty dan Mona
Cat bibir merah muda
Rambut pirang kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang juga...

Paha putih diobralnya
Agar si om senang
Tertarik dan memandang
Tercengang...

Tiba tiba patroli datang
Semua lari tunggang langgang
Beha palsu berterbangan
Sepatu Susy ketinggalan...

Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....
 
Natrag
Top