MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Selamat Tinggal Malam"

"Selamat Tinggal Malam"



Selamat tinggal malam yang hitam
Antar aku pergi ikhlaskan
Ramah memang kita berteman
Tempuh jalan yang kelam

Terima kasih malam yang hitam
Banyak kau ajarkan padaku
Segala dosa segala luka
Segala cela segala-galanya

Pernah kau kecewa padaku
Sebab ku tak percaya padamu
Bahwa hari ada malam hari ada siang
Hari ada pagi hari adalah hari

Engkau hanya diam dengarkan
Tawaku yang keras cemooh
Dengar ucapmu dengar katamu
Dengar khotbahmu dengar bohongmu

Oh malam maafkan aku
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Tak percaya padamu

Hari ada pagi
Hari ada malam
Hari ada siang
Dalam hari selalu ada kemungkinan

Oh malam maafkan aku
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Pernah cemoohkan kamu

Hari ada pagi
Hari ada malam
Hari ada siang
Dalam hari selalu ada kemungkinan
Dalam hari pasti ada kesempatan
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Semoga Kau Benar"

"Semoga Kau Benar"



Berbondong-bondong orang cumbui angan dibibir pelabuhan
Tinggalkan tanah lahir desa tercinta menuju pulau surga
Selamat tinggal semua bukan aku tak cinta
Tiada lagi tersisa bahkan mimpi kubawa
Isak tangisan bayi dalam gendongan tak goyahkan lamunan
Raung sirine kapal jangkar diangkat segeralah berlayar
Selamat tinggal semua bukan aku tak cinta
Tiada lagi tersisa bahkan mimpi kubawa
A a a a a a a... a a a... a...
Perlahan-lahan kapal jauhi tepi malas mengangkut mimpi
Mercusuar dermaga dan burung camar mengusap air mata
Selamat jalan kawan bukan aku tak cinta
Mungkin saja kau benar semoga saja kau benar
A a a a a a a... a a a... a...
Selamat jalan kawan s'moga kau benar...
Selamat jalan... selamat jalan...
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Semoga Kau Tak Tuli Tuhan"

"Semoga Kau Tak Tuli Tuhan"



Begitu halus tutur katamu
Seolah lagu termerdu
Begitu indah bunga-bungamu
Diatas karya sulam itu
Tampilkan kebajikan seorang ibu

Dengarlah detak jantung benihku
Yang ku tanam dirahimmu
Seakan pasrah menerima
Semua warna yang kita punya
Segala rasa yang kita bina

Kuharap kesungguhanmu
Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu
Kuharap keikhlasanmu
Sirami benih yang kutabur ditamanmu

Oh jelas
Rakit pagar semakin kuat
Tak goyah
Walau diusik unggas

Pintaku pada Tuhan mulia
Jauhkan sifat yang manja
Bentuklah segala warna jiwanya
Diantara lingkup manusia
Diarena yang bau busuknya luka

Bukakan mata pandang dunia
Beri watak baja padanya
Kalungkan tabah kala derita
Semoga kau tak tuli Tuhan
Dengarlah pinta kami sebagai orang tuanya

Kuharap kesungguhanmu
Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu
Kuharap keikhlasanmu
Sirami benih yang kutabur ditamanmu

Oh jelas
Rakit pagar semakin kuat
Tak goyah
Walau diusik unggas
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Senandung Istri Bromocorah"

"Senandung Istri Bromocorah"



Nak berhentilah
Jangan sekolah bapakmu sudah tak kerja
Nak jangan menangis
Memang begini keadaannya

Pangkalan jatah ditoko toko dan diparkiran
Sudah bukan milik bapak lagi

Nak mari berdoa
Agar bapak selamat dari penembakan
Berita gencar
Disetiap lembaran koran
Tentang dibunuhnya para bromocorah

Maafkan bapakmu anakku
Yang tak bisa membesarkanmu
Jangan kau benci bapakmu
Entah bagaimana masa depanmu
Entah bagaimana hari depanmu

Oh anakku
Jangan kau ikuti jejak bapakmu

Nak mari berdoa
Agar bapak selamat dari penembakan
Berita gencar
Disetiap lembaran koran
Tentang dibunuhnya para bromocorah

Maafkan bapakmu anakku
Yang tak bisa membesarkanmu
Jangan kau benci bapakmu
Entah bagaimana masa depanmu
Entah bagaimana hari depanmu

Oh anakku
Jangan kau ikuti jejak bapakmu
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Senandung Lirih"

"Senandung Lirih"



Kau wanita terindah
Yang pernah kutaklukkan
Kau kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi

Kau wanita terhebat
Yang pernah memelukku
Kau kenapa kau pergi
Kenapa kau pergi

Helai udara disekitarku
Senandung lirih namamu
Tiap sudut kota yang ku datangi
Senandung lirih namamu

Kau wanita termegah
Yang pernah kudapatkan
Kau kemana kau pergi
Kemana kau pergi

Semoga kau temukan apa yang kau cari
Yang tak kau dapatkan dari aku
Semoga kau temukan apa yang kau cari
Yang tak kau dapatkan dari aku

Helai udara disekitarku
Senandung lirih namamu
Kemana pun kau akan melangkah
Aku yang selalu mengenangmu
Kemana pun kau akan melangkah
Aku yang selalu mengenangmu

La la la la la
La la la la la
La la la la la
Ooh
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Sentuhan"

"Sentuhan"



Lonceng menandakan pukul satu malam tiba
Bisingnya jalan dimuka rumahku tampak semakin reda
Lengking suara kota satu persatu pulas
Dibelai udara malam yang semakin dingin

Kantuk yang kuharap menyergapku tak kunjung datang
Sedangkan malam semakin larut
Sementara dari jauh jelas kudengar
Suara roda kereta menggilas rel semakin keras

Kini aku teringat
Pada desaku yang masih terpencil
Dengan mayoritas petani yang ramah tamah
Bila menyambutku datang dari kota

Sementara saja timbul dibenakku
Aku buat rencana pergi kesana
Dengan kereta kan kujumpa desaku

Sebab aku telah rindu
Bau lumpur sawah
Dan aroma pepohonan
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Sepak Bola"

"Sepak Bola"



Main bola adalah permainan tim
Bukan main sendiri atau asik sendiri
Memang dibutuhkan pemain yang cerdas
Cerdas membaca permainan kawan maupun lawan

Diluar keberuntungan dan kejutan
Kerja sama yang kompak menjadi mutlak
Nafsu mencetak gol biasanya merusak
Main saja yang wajar jangan lupa oper-operan

Soal postur bukan jaminan
Buktinya Maradona bintang lapangan
Keberanian bergerak gesit bertindak
Membuka peluang sabar menjaga lawan

Didalam sepak bola emosi pribadi harus ditekan
Taat pada pelatih tak terpengaruh penonton
Walaupun sakit harus patuh pada wasit
Wasit sakit sepak bola menjerit

Didalam pertandingan pemain yang menentukan
Setelah habis-habisan waktu latihan
Soal menang kalah memang menegangkan
Tapi ketenangan bermain jangan disepelekan

Depan, tengah, belakang dan penjaga gawang
Main tak beres jadi cadangan

Mandi keringat sabunnya uang
Kalau mampu mengalahkan lawan

Dari kaki ke kaki bola bergulir
Ditingkahi sempritan dan teriakan penonton
Papan sponsor dipinggir lapangan
Dimana tempat para wartawan parkir

Sepak bola olahraga dunia
Tempat belajar berjiwa besar
Nama bangsa jadi terbawa
Kalau juara dikompetisi akbar

Main bola adalah siasat
Boleh curang asal wasit tak lihat
Kalau kamu takut kualat
Main bola bukan olahraga yang tepat

Sama-sama menyerang sama-sama bertahan
Bola satu jadi rebutan
Pemain gila penonton gila
Gila bola dua kali empat lima

Kerjasama adalah mutlak
Jangan main kalau tidak punya otak
Emosi harus di tekan
Kalah menang pemain yang menentukan

Seorang wasit tak boleh curang
Mau curang jadi saja pemain
Jadi pelatih jangan pilih kasih
Apalagi dengan penuh pamrih

Sama-sama menyerang sama-sama bertahan
Bola satu dikejar-kejar
Pemain gila penonton gila
Gila bola merajalela
Pengamat gila, sponsor gila
Gila bola dua kali empat lima
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Seperti Matahari"

"Seperti Matahari"



Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang orang suci
Memberi itu terangkan hati
Seperti matahari
Yang menyinari bumi
Yang menyinari bumi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Keinginan adalah sumber penderitaan
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Serdadu"

"Serdadu"



Isi kepala di balik topi baja
Semua serdadu pasti tak jauh berbeda
Tak peduli perwira bintara atau tamtama
Tetap tentara

Kata berita gagah perkasa
Apalagi sedang kokang senjata
Persetan siapa saja musuhnya
Perintah datang karang pun dihantam

Serdadu seperti peluru
Tekan picu melesat tak ragu
Serdadu seperti belati
Tak dirawat tumpul dan berkarat

Umpan bergizi titah bapak menteri
Apakah sudah terbukti ?
Bila saja masih ada buruknya kabar burung
Tentang jatah prajurit yang di kentit

Serdadu seperti peluru
Tekan picu melesat tak ragu
Serdadu seperti belati
Tak dirawat tumpul dan berkarat

Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Susu telur kacang hijau ekstra gizi
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini
Serdadu harus tahu pasti

Serdadu baktimu kami tunggu
Tolong kantongkan tampang serammu
Serdadu rabalah dada kami
Gunakan hati jangan pakai belati

Serdadu jangan mau di suap
Tanah ini jelas meratap
Serdadu hoi jangan lemah syahwat
Nyonya pertiwi tak sudi melihat
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Serenade"

"Serenade"



Aku ingin nyanyikan lagu
Buat orang orang yang tertindas
Hidup di alam bebas
Dengan jiwa yang terpapas
Dengan jiwa yang terpapas

Kenapa harus takut pada matahari?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Aku ingin nyanyikan lagu
Bagi kaum kaum yang terbuang
Kehilangan semangat juang
Terlena dalam mimpi panjang
Ditengah hidup yang bimbang

Kenapa harus takut pada matahari?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Di lorong lorong lorong jalan
Di kolong kolong kolong jembatan
Di kaki kaki kaki lima
Di bawah menara
Kau masih mendekap derita
Kau masih mendekap derita

Kenapa harus takut pada matahari?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

Aku ingin nyanyikan lagu
Tanpa kemiskinan dan kemunafikan
Tanpa air mata dan kesengsaraan
Agar dapat melihat surga
Agar dapat melihat surga

Kenapa harus takut pada matahari?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya
 
Natrag
Top