MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Kupaksa Untuk Melangkah"

"Kupaksa Untuk Melangkah"



Kulangkahkan kakiku yang rapuh
Tinggalkan sepi kota asalku

Saat pagi buta
Sandang gitar usang
Ku coba menantang
Keras kehidupan

Datangi rumah rumah tak jemu
Petik tali tali senar gitarku

Dari tenda ke tenda
Warung yang terbuka
Lantang nyanyikan lagu
Oh memang kerjaku

Tak pasti jalur jalan hidup
Ku tunggu putaran roda nasib
Ku coba paksakan untuk melangkah

Sementara
Kerikil kerikil tajam menghadang
langkahku
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Kupu Kupu Hitam Putih"

"Kupu Kupu Hitam Putih"



Menunggu matahari terbit
Di musim hujan
Mendung menjadi teman
Ada juga keindahannya

Butir embun yang ada didaun
Bagai intan berlian
Lebih riang ia berkilauan
Karena matahari tertutup awan

Suara burung burung didahan
Nyanyian alam
Bekerja ia mencari makan
Ada juga yang membuat sarang

Iri aku menyaksikan itu
Tapi kutekan aku harus bersyukur
Berguru pada kenyataan
Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal

Mendung datang lagi
Setelah hangat sebentar
Butir embun hilang
Aku jadi termenung

Mencari pegangan
Mencoba untuk bersandar
Langit makin hitam
Aku jadi berharap pada hujan

Kupu kupu hitam putih
Terbang di sekitarku
Melihat ia menari
Hatiku terpatri

Sepasang merpati
Bercumbu dibalik awan
Kemudian ia turun menukik
Sujud syukur padanya
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Kwek-Kwek-Kwek"

"Kwek-Kwek-Kwek"



Kawan apa kabarmu?
Kawan kemana kamu?
Kawan apa kabarmu?
Kawan dimana kamu?

Bingung bingung dia bingung
Kawanku bingung
Pusing pusing dia pusing
Kawanku pusing
Minggat minggat dia minggat
Kawanku minggat

Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya

Pacar apa kabarmu?
Pacar kenapa kamu?
Pacar apa kabarmu?
Pacar apa maumu?

Senyum senyum tersenyum
Pacarku tersenyum
Manja manja sangat manja
Pacarku manja
Kwek kwek kwek kwek cerewet
Pacarku cerewet

Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya

Tuan apa kabarmu?
Tuan siapa kamu?
Tuan apa kabarmu?
Tuan mana janjimu?

Tah tah tah tah merintah
Senang merintah
Cat cat cat cat memecat
Senang memecat
Si si si si korupsi
Senang korupsi

Ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya

Kwek kwek
Kwek kwek kwek
Kwek kwek
Kwek kwek kwek kwek
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Buat Penyaksi"

"Lagu Buat Penyaksi"



Matinya seorang penyaksi
Bukan matinya kesaksian
Tercatat direlung jiwa
Menjadi bara membara

Duka cita terdalam

Hari ini kisahmu abadi
Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang

Matinya seorang wartawan
Bukan matinya kebenaran
Tercatat dengan kata sakti
Menjadi benih yang murni

Duka cita terdalam

Hari ini kisahmu abadi
Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Cinta"

"Lagu Cinta"



Aku tak tahu harus mulai dari mana?
Aku tak tahu harus menulis apa?

Ditanganku duka
Ditanganku suka

Lagu cinta ingin kunyanyikan
Namun lidahku kaku hatiku beku

Aku rindu
Aku tak tahu
Lagu cinta dimana kamu?

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Dari mana kamu datang?
Aku tak mendengar langkahmu

Lagu cinta
Pelan pelan bangunkan aku

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu

(Mencari apa yang dicari)

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Dua"

"Lagu Dua"



Jakarta sudah habis
Musim kemarau api
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan kecerobohan
Atau keserakahan

Jakarta sudah habis
Diatasnya berdiri bangunan bangunan industri
Disekitar bangunan bangunan itu
Bangunin bangunin memproduksi belatung

Jakarta sudah habis
Warna tanahnya merah kecoklat coklatan
Mirip dengan darah
Mirip dengan api
Mirip dengan air mata

Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah
Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah

Jakarta sudah habis
Dijalan jalan marah (Dijalan)
Dijalan marah marah
Dirumah rumah marah (Dirumah)
Dirumah marah marah
Apa enaknya?

Jakarta sudah habis
Empat puluh persen rakyatnya
Beli air dari PAM
Sisanya gali sendiri

Persoalannya gali pakai apa?
Tentu saja gali pakai duit
Duitnya terbuat dari air mata asli

Jakarta sudah habis

Sebentar lagi kita akan menjual
Air mata kita sendiri
Karena air mata kita
Adalah air kehidupan

Jakarta sudah habis
Tetapi Indonesia bukan hanya Jakarta

Jakarta
Jakarta

Cuma enak buat cari duit
Nah kalau duit sudah punya
Hijrah saja
Hijrah saja
Hijrah saja
Hijrah saja

Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah
Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah

Jakarta
Jakarta
Jakarta
Hijrah saja

Jakarta sudah habis
Musim kemarau api
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan kecerobohan
Atau keserakahan

Jakarta sudah habis
Jakarta sudah habis
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Empat"

"Lagu Empat"



Kenapa banyak orang ingin menang?
Apakah itu hasil akhir kehidupan?
Kenapa kekalahan menjadi aib?
Apakah itu kesalahan manusia?

Demi kemenangan rela membunuh
Demi kemenangan rela memperkosa
Apa saja akan kamu tempuh
Agar kemenangan dapat diraihnya

Kenapa kebenaran tak lagi dicari?
Sudah tak pentingkah bagi manusia?
Apakah kebenaran tinggal kata kata?
Dari bibir pemenang pemenang semu

Aku menjadi lelah dan sangsi
Terhadap kemenangan kemenangan itu
Biarlah aku kalah asal tak memperkosa
Biar saja aku tak menang
Asalkan tak menginjak nuraninya

Aku tidak ingin menang
Aku hanya ingin benar
Walau harus menggali sukma bumi
Merenangi gelombang samudera

Aku tidak ingin menang
Aku hanya ingin benar
Walau harus menggali sukma bumi
Merenangi gelombang samudera
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Enam"

"Lagu Enam"



Kemana perginya mainanku?
Mobil mobilan dari kulit jeruk
Kuda kudaan dari pelepah pisang
Entah kemana perginya

Sekarang sulit membedakan
Mana mainan mana sungguhan
Semua mahal
Semua harus dibeli di toko toko penggoda hati

Minta ampun harga mainan kini
Ada yang seharga gaji menteri
Terbuat dari plastik maupun besi
Hanya untuk gengsi anak bayi

Tak ada lagi bocah berkreasi
Semua sudah tersedia
Mereka menjadi cengeng dan manja
Kejernihan otaknya pun sirna

Mana mainanku yang dulu
Aku ingin melihat bentuknya
Aku ingin mengingat nama namanya
Yang pernah akrab dengan kehidupan ini
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Lima"

"Lagu Lima"



Anjing hitam kepala dan kakinya kuning
Sendiri tertidur
Luka luka di punggungnya
Melebam menunggu lalat

Anjing hitam kepala dan kakinya kuning
Kawini ibunya dan beranak lagi
Seperti sebagian manusia
Seperti sebagian manusia

Anjing hitam anaknya hitam
Menunggu seperti kita
Lukanya yang melebam
Memberi kesaksian bagi kehidupan

Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan

Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan

Anjingku menggonggong
Protes pada situasi
Hatiku melolong
Protes pada kamu

Anjingku menggonggong
Protes pada situasi
Hatiku melolong
Protes pada kamu

Anjingku menggonggong
Hatiku melolong

Anjingku menggonggong

Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Lagu Satu"

"Lagu Satu"



Jalani hidup
Tenang tenang tenanglah seperti karang
Sebab persoalan bagai gelombang
Tenanglang tenang tenanglah sayang

Tek pernah malas
Persoalan yang datang hantam kita
Dan kita tak mungkin untuk menghindar
Semuanya sudah suratan

Oh matahari
Masih setia
Menyinari rumah kita

Tak kan berhenti
Tak kan berhenti
Menghangati hati kita

Sampai tanah ini inginkan kita kembali
Sampai kejenuhan mampu merobek robek hati ini

Sebentar saja
Aku pergi meninggalkan
Membelah langit punguti bintang
Untuk kita jadikan hiasan

Tenang tenang tenanglah sayang
Semuanya sudah suratan
Tenang tenang seperti karang
Bintang bintang jadikan hiasan

Berlomba kita dengan sang waktu
Jenuhkah kita jawab sang waktu
Bangkitlah kita tunggu sang waktu
Tenanglah kita menjawab waktu

Seperti karang
Tenanglah
Seperti karang
Tenanglah
 
Natrag
Top