MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Nyanyianmu"

"Nyanyianmu"



Kau petik gitar nyanyikan lagu
Perlahan usap hatiku
Terucap janji ku untukmu
Tenggelam ku di tembangmu

Tulikanlah kedua telingaku
Butakanlah kedua bola mataku
Agar tak kulihat dan kudengar
Kedengkian yang mungkin benam

Memang aku jatuh
Dalam cengkeramanmu
Sunggu aku minta

Teruskanlah kau bernyanyi
Kan ku dengar itu pasti
Teruskanlah kau bernyanyi
Dan jangan lagumu terhenti
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Obat Awet Muda"

"Obat Awet Muda"



Tante tante yang kesepian
Bertingkah seperti perawan
Berlomba lomba mencari pasangan
Persis oplet tua yang cari omprengan
Di ujung jalan
Saling berebut cari muatan

Slop dasi gaun model Paris
Eye shadow parfum impor
Duduk dibelakang stir mobil Mercedes
Pasangannya seorang pemuda
Yang jimatnya melebihi dosis
Sebesar burung belibis
Hey aku mendesis

Tuan yang merasa hidung belang
Keranjingan main perempuan
Tak peduli itu istri orang
Yang penting bisa ngasah pedang
Warisan dari nenek moyang
Pedang tajam wanita ditendang

Jangan nyonya ingat dong suami
Jangan tuan ingat anak istri
Jawab mereka apa?
Justru itu harus kami lakukan
Mengapa harus dilakukan?
Ndak tau?
Karena itu karena itu

Obat awet muda
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Oh Ya..."

"Oh Ya..."



Andaikata aku di mobil itu
Tentu tidak di bus ini
Seandainya aku rumah itu
Tentu tidak di gubuk ini

A a a andaikata
Se se se seandainya
Oh ya!

Kalau saja aku jadi direktur
Tentu tidak jadi penganggur
Umpamanya aku dapat lotere
Tentu saja aku tidak kere

Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Aku bosan

A a a andaikata
Se se se seandainya
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Opiniku"

"Opiniku"



Manusia sama saja dengan binatang
Selalu perlu makan
Namun caranya berbeda
Dalam memperoleh makanan

Binatang tak mempunyai akal dan pikiran
Segala cara halalkan demi perut kenyang
Binatang tak pernah tahu rasa belas kasihan
Padahal disekitarnya petani berjalan pincang

Namun kadang kala ada manusia
Seperti binatang (kok bisa?)
Bahkan lebih keji
Dari binatang macan

Tampar kiri kanan alasan untuk makan
Padahal semua tahu dia serba kecukupan
Intip kiri kanan lalu curi jatah orang
Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan

Manusia sama saja dengan binatang
Selalu perlu makan
Namun caranya berbeda
Dalam memperoleh makanan

Namun kadang kala ada manusia
Seperti binatang
Bahkan manusia lebih keji
Dari binatang
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Orang Gila"

"Orang Gila"



Waktu pulang
Malam malam
Sendiri
Sendiri

Orang gila di lampu penyeberangan
Jam dua malam
Lewat pada saat lampu sedang merah
Tepat ditengah tengah zebra cross

Irama langkahnya tidak berubah
Seperti lagu lama
Yang aku dengar menuju pulang
Sendirian

Orang gila di lampu penyeberangan
Rambutnya gimbal
Kumis dan jenggotnya jarang jarang
Membawa gembolan
Entah gombalan
Atau makanan

Melangkah terus lurus kedepan
Melangkah terus lurus kedepan

Orang gila di lampu penyeberangan
Apa kabar?
Siapa yang menyapa kamu diam
Tersenyum tidak menangis tidak
Kamu sapa siapa saja
Selamat malam
Selamat malam

Orang gila di lampu penyeberangan
Orang gila di lampu penyeberangan
Melangkah terus lurus kedepan
Melangkah terus lurus kedepan
Kamu sapa siapa saja
Selamat malam
Selamat malam
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Orang Pinggiran"

"Orang Pinggiran"



Orang pinggiran
Ada di trotoar
Ada di bis kota
Ada di pabrik pabrik

Orang pinggiran
Di terik mentari
Di jalan becek
Menyanyi dan menari

Lagunya nyanyian hati
Tarinya tarian jiwa
Seperti tangis bayi dimalam hari

Sepinya waktu kala sendiri
Sambil berbaring meraih mimpi
Menatap langit langit tak perduli
Sebab esok pagi kembali

Orang pinggiran
Didalam lingkaran
Berputar putar
Kembali kepinggiran

Lagunya nyanyian hati
Tarinya tarian jiwa
Seperti tangis bayi dimalam hari

Sepinya waktu kala sendiri
Sambil berbaring meraih mimpi
Menatap langit langit tak perduli
Sebab esok pagi kembali

Orang pinggiran
Bukan pemalas

Orang pinggiran
Pekerja keras

Orang pinggiran
Tidak mengeluh

Orang pinggiran
Terus melenguh
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Orang-Orang Kalah"

"Orang-Orang Kalah"



Malam yang gelap mencekik bumi
Anjing menggonggong bayi merintih
Orang dipaksa saling memojokkan
Buta langkah buta mata hatinya

Hati yang menganga
Kosong tak berdarah
Tidak bercahaya

Manusia sembunyi dibalik wajahnya
Kata kata suci berubah makna
Hukum rimba telah menjadi dewa
Siapa kalah terkubur hidupnya

Mayat mayat hidup
Sumbang suaranya
Dimana tempatnya?

Mereka yang telah kalah
Terkapar tak berdaya
Mencoba mengucap doa
Berserakan dijalan menjadi srigala

Orang kalah
Jangan dihina
Dengan cinta
Kita bangunkan

Dikamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku

Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah

Siang yang kering terasa menyiksa
Hati yang kering terlunta lunta
Hentikan caci maki tak berguna
Dimata tuhan kita tak berbeda

Dengarlah suara
Mengajak kita
Berbagi duka

Mereka yang pernah kalah
Belum tentu menyerah
Memang jangan menyerah
Masih banyak lagi yang bisa dikerjakan

Orang kalah
Jangan dihina
Dengan cinta
Kita bangunkan

Dikamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku

Aku terdiam
Aku merasa
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Paman Doblang"

"Paman Doblang"



Paman Doblang paman Doblang
Mereka masukkan kamu kedalam sel yang gelap
Tanpa lampu tanpa lubang cahaya
Oh pengap

Ada hawa tak ada angkasa (terkucil)
Temanmu beratus ratus nyamuk semata (terkunci)
Tak tahu kapan pintu akan terbuka
Kamu tak tahu dimana berada

Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?

(...Ketika haus aku minum air dari kaleng karatan
Sambil bersila aku mengarungi waktu
Lepas dari jam, hari dan bulan Aku dipeluk oleh wibawa...)

Tidak berbentuk, tidak berupa, tidak bernama
Aku istirahat disini
Tenaga gaib memupuk jiwaku

Paman Doblang paman Doblang
Di setiap jalan menghadang mastodon dan srigala
Kamu terkurung dalam lingkaran
Para pangeran meludahi kamu dari kereta kencana

Kaki kamu dirantai kebatang karang
Kamu dikutuk dan disalahkan tanpa pengadilan
Paman Doblang paman Doblang
Bubur di piring timah didorong dengan kaki kedepanmu

Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?

Kesadaran adalah matahari
Adalah matahari adalah matahari

Kesabaran adalah bumi
Adalah bumi adalah bumi

Keberanian menjadi cakrawala
Menjadi cakrawala menjadi cakrawala

Dan perjuangan
Adalah pelaksanaan kata kata
Adalah pelaksanaan kata kata

Kesadaran adalah matahari
Adalah matahari adalah matahari

Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Pangeran Brengsek"

"Pangeran Brengsek"



Pangeran brengsek gudel ngepet
Suka nyopet mati disantet
Pangeran brengsek gegar otak
Padahal jelas tak punya otak

Aku seperti monyet botak
Monyet botak seperti aku
Monyet botak seperti gudel
Gudel ngepet seperti pangeran

Oh ya
Ngaku dermawan suka nyopet
Oh ya
Ee ee ati ati disantet

Sudah kubilang jangan protes
Pangeran brengsek
Sudah kubilang jangan nyopet
Pangeran brengsek sek sek sek sek

Pangeran brengsek suka nggelek
Pingin jadi caleg tapi gebleg
Jual tampang dikoran koran
Ha ha ha pahlawan kesiangan

Oh ya
Ngaku dermawan suka nyopet
Oh ya
Ee ee ati ati disantet

Sudah kubilang jangan protes
Pangeran brengsek
Sudah kubilang jangan nyopet
Pangeran brengsek

Senang bernyanyi kaya Sengkuni
Senang berkhotbah kaya Dorna
Ngomongnya ngaco co co co co co
Sek sek sek sek sek sek sek sek sek
 
MODERATOR
Učlanjen(a)
06.07.2010
Poruka
30.267
"Panggilan Dari Gunung"

"Panggilan Dari Gunung"



Panggilan dari gunung
Turun ke lembah lembah
Kenapa nadamu murung
Langkah kaki gelisah

Matamu separuh katup
Lihat kolam seperti danau
Kau bawa persoalan
Cerita duka melulu

Disini menunggu
Cerita yang lain
Disini menunggu
Cerita yang lain
Menunggu

Berapa lama diam
Cermin katakan bangkit
Pohon pohon terkurung
Kura kura terbius

Disini menunggu
Cerita yang lain
Disini menunggu
Cerita yang lain
Menunggu
 
Natrag
Top